Innalillahi wainnailaihi rajiun. Mbah Maimun Zubair wafat," kata Waketum PPP Arwani Thomafi kepada detikcom, Selasa (6/8/2019). . Ketua Majelis Syariah PPP itu diketahui wafat di Mekah. "Wafat di Mekah," kata Arwani. . Maimun Zubair atau Mbah Moen wafat pada usia 90 tahun. Mbah Moen merupakan kiai kelahiran 28 Oktober 1928. Artikel. Mengenal Syaikhuna KH. Maimoen Zubair. tubagus godhonfar 4 tahun ago 04 mins. Abu Umamah r.a. meriwayatkan, bahwa ketika haji wada' Rasulullah berdiri di atas unta berwarna kecoklatan lalu bersabda : "Wahai sekalian manusia, belajarlah sebelum ilmu itu dicabut dari bumi, ingatlah hilangnya ilmu adalah bersamaan dengan wafatnya ulama. Solo- Ketua PCNU Solo, M Mashuri mengenang kebiasaan almarhum Kiai Haji Maimun Zubair atau Mbah Moen yang semasa hidup masih rutin makan daging kambing, meski di usianya yang sudah tidak muda lagi. "Kita kan tahu seumuran, 50 tahunan saja sudah tidak berani makan daging kambing, tapi Mbah Moen ini Masyallah diberi kesehatan lebih walau Exploretweets of el_ramadhani @aleshanoura on Twitter. ‏‏‏‏‏‏واتقوا الله واسمعوا و أطيعوا Macrame crafter IG@etnik_minimalis | Twuko Putra Ulama Nadhatul Ulama (NU) Kiai Haji Maimun Zubair (Mbah Moen), Gus Majid Kamil turut mengomentari lantunan doa sang ayah yang viral, lantaran salah menyebut nama calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto saat mendoakan calon presiden nomor urut 01, Joko Widodo. Gus Majid bahkan sampai membeberkan isi dari kertas yang dibaca oleh PesanPenting Mbah Moen: Jaga Agama, Jaga Negara. Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah saat bersilaturahmi dengan Kiai Maimun Zubair atau Mbah Moen di Pesantrennya di Rembang, Jawa Tengah. (dok Fahri Hamzah) Tokoh bangsa sekaligus ulama besar Kiai Maimun Zubair meninggal dunia di usianya ke-90 tahun. Indonesia kehilangan Inilahempat amalan wasiat Mbah Maimun Zubair, seperti yang kami kutip dari akun YouTube Halim yaitu sebagai berikut: "Selalu Membaca Al-Qur'an surat Al-insyirah dan surat Al-Fil saat waktu solat sunah sebelum subuh (solat qobliyah subuh)." Kata Mbah Maimun.. Baca Juga: Amalan Ini Membuat 7 Turunan Masuk Surga, Baca Surat Ini Kata Gus Baha Baca Juga: SERIKATNEWSCOM – Doa Mbah Maimun Zubair saat bertemu Presiden Jokowi di Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang, Rembang, Jawa Tengah, menjadi perbincangan publik, lantara menyebut nama Prabowo saat memimpin doa. Diduga, Mbah Maimun keseleo lidah, sehingga dia menyebut nama Prabowo. Padahal, dia sedang mendoakan Jokowi. Namun tidak Aqidahmujassimah Sesuai Dengan Hayalan Fir”aun. Penafsiran Sembrono QS Fathir 22. Mbah Maimoen Naik Haji. As’ary Adalah Aqidah Mayoritas Aswaja. 7 Pesan Kyai Asrori Al Ishaqi. Ebook Penjelasan Lengkap Allah Ada Tanpa Tempat. Grand Shaikh Tegaskan Akidah Al-Azhar Ahlussunnah Asy’ari. Inilah Rahasia Huruf Al-Fatihah. Empathal itu antara lain: 1. Minta kenikmatan hidup 2. Minta rezeki yang melimpah barokah 3. Minta keluarga tentram damai sejahtera 4. Minta keberuntungan dunia akhirat. "Sudah itu saja, paham ya," kata Mbah Moen seperti dilansir dari website Laduni. Lalu simak doa yang bisa dilafalkan untuk mendapatkan semua kebutuhan itu. GUBOMd. - Kiai Haji Maimun Zubair atau Mbah Moen wafat di Mekah, Arab Saudi, Selasa 6/8/2019, dalam usia 90 tahun. Sejarah hidup tokoh Nahdlatul Ulama NU, Partai Persatuan Pembangunan PPP, dan pengasuh pondok pesantren Al-Anwar Rembang ini diwarnai dengan kiprahnya di kancah politik, selain tentu saja sebagai ulama satu orang yang mengabarkan wafatnya Mbah Moen adalah Mahfud MD, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi MK yang dekat dengan tokoh-tokoh NU. Melalui akun Twitter-nya, Mahfud MD memastikan berita duka tersebut setelah memperoleh informasi langsung dari orang dekat Mbah belasungkawa pun mengalir, termasuk dari sosial media. Salah satunya datang dari Alisa Wahid, putri Presiden RI ke-4 sekaligus mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama PBNU, Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.“Innalillahi wa inna ilaihi raji’uun. Sugeng tindak [selamat jalan], Mbah Moen. Walaupun airmata saya tak juga berhenti, saya yakin Mbah berbahagia karena berpulang di tempat yang Mbah cintai. Semoga Allah SWT menempatkan Mbah di tempat yang terbaik, Lahu alfatihah...” tulis Alisa di Twitter. Wafatnya Mbah Moen tentu menjadi kehilangan besar bagi warga Nahdliyin. Rais Syuriyah PBNU, KH Ahmad Ishomuddin, menyebut sang kiai sebagai sosok yang patut diteladani dengan segala sifat dan sikap kebajikannya.“Beliau salah seorang waratsatul anbiya' pewaris para nabi yang tentu dalam banyak hal pasti meniru Rasulullah SAW. Beliau adalah orang yang zuhud, sabar, penyayang, santun, tegas, banyak bersyukur, rendah hati, bijaksana, dan sebagainya. Banyak akhlak terpuji yang bisa diteladani ada pada beliau,” sebutnya di website NU. Kisah Klasik Sang Kiai Di Sarang, Rembang, Jawa Tengah, Maimun Zubair lahir pada 28 Oktober 1928. Maimun merupakan putra pertama Kiai Zubair Dahlan dan Nyai Mahmudah. Sang ibunda adalah putri dari Kiai Ahmad bin Syu'aib, pendiri pesantren al-Anwar yang kelak diwariskan kepada Maimun. Ayah Maimun, Kiai Zubair Dahlan, adalah sosok guru yang telah melahirkan banyak ulama di tanah air, meskipun tidak punya pesantren sendiri. Dikutip dari buku 3 Ulama Kharismatik Nusantara 1988 karya Amirul Ulum, keilmuan dan kealiman Kiai Zubair Dahlan bahkan diakui hingga ke negeri Moen juga dididik langsung oleh ayahnya sedari kecil. Ia mempelajari ilmu-ilmu ajaran Islam dengan baik. Bahkan, saat remaja, Maimun sudah hafal berbagai kitab macam al-Jurumiyyah, al-Imrithi, Alfiyyah Ibnu Malik, Matan Jauharot Tauhid, Sullamul Munauroq, dan masih banyak lagi. Tahun 1945, Maimun menimba ilmu di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri. Saat itu, usianya baru menginjak 17 tahun. Ia diasuh oleh para ulama di Lirboyo, antara lain Kiai Haji Abdul Karim atau Mbah Manab, Kiai Mahrus Ali, juga Kiai Marzuki. Maimun kemudian pergi ke Mekah saat usia 21 tahun bersama kakeknya, Kiai Haji Ahmad bin Syu’aib. Sang kakek membawanya berguru kepada ulama-ulama besar, termasuk kepada Sayyid Alawi bin Abbas al-Maliki, Syekh al-Imam Hasan al-Masysyath, Sayyid Amin al-Quthbi, Syekh Yasin Isa al-Fadani, Syekh Abdul Qodir al-Mandaly, dan ke tanah air, Maimun terus memperdalam ilmunya. Ia kerap mengunjungi alim-ulama di seantero Jawa, di antaranya adalah Kiai Baidhowi yang kemudian menjadi mertuanya, Kiai Ma’shum, Kiai Bisri Musthofa, Kiai Abdullah Abbas Buntet, hingga Syekh Abul Fadhol ilmu itu lantas ia amalkan, termasuk dengan menulis beberapa kitab atau buku, seperti dikutip laman antara lain Nushushul Akhyar, Tarajim Masyayikh Al-Ma’ahid Ad-Diniah bi Sarang Al-Qudama’, Al-Ulama’ Al-Mujaddidun, Kifayatul Ashhab, Maslakuk Tanasuk, Taqirat Badi Amali, dan Taqrirat Mandzumah Jauharut Politik Mbah Moen Tak hanya dikenal sebagai kiai karismatik, Kiai Maimun juga berkiprah di kancah politik. Maka tidak heran jika Mbah Moen sangat dihormati oleh tokoh-tokoh nasional di negeri ini, dan selalu dimintai doa restu setiap menjelang perhelatan Persatuan Pembangunan PPP menjadi pilihan Mbah Moen dalam menyalurkan aspirasi umat lewat politik. Di zaman Orde Baru, PPP merupakan satu-satunya partai Islam setelah dilakukannya fusi atas pengaruh Soeharto selaku presiden kala itu. Selain itu, Mbah Moen juga aktif di kepengurusan NU. Pada 1985-1990, ia menjabat sebagai Ketua Syuriah NU Provinsi Jawa Moen duduk sebagai wakil rakyat di DPRD Rembang selama 7 tahun, dari 1971 hingga 1978. Setelah itu, dikutip dari Islam dan Negara dalam Politik Orde Baru 1996 karya Abdul Aziz Thaba, Mbah Moen melenggang ke Jakarta sebagai anggota MPR-RI sejak 1987 dari Fraksi Utusan Reformasi 1998 yang menandai tumbangnya rezim Orde Baru, dan seiring berakhirnya masa baktinya di MPR-RI pada 1999, Mbah Moen kembali ke Rembang untuk memimpin pesantren al-Anwar di begitu, Mbah Moen tetap menjadi panutan banyak tokoh nasional. Dalam konflik panjang PPP, misalnya, Mbah Moen berperan sebagai penengah antara kubu Romahurmuziy dan Djan Faridz kendati islah memang masih sulit dan karisma Mbah Moen seolah tak lekang ditelan zaman dan menjadi rujukan bagi mereka yang sedang bertarung di pentas politik. Di Pilgub Jawa Tengah 2018 lalu, misalnya, dua kandidat gubernur yakni Ganjar Pranowo dan Sudirman Said sama-sama sowan ke Rembang untuk meminta restu dari Mbah kedua kandidat ini meminang dua putra Mbah Moen sebelum maju ke Pilgub Jawa Tengah. Ganjar mendekati Taj Yasin Maimoen, sementara Sudirman berusaha merangkul Majid Kamil Maimoen. Pasangan Ganjar-Gus Yasin terwujud dan memenangkan pilgub, sedangkan Sudirman akhirnya berpasangan dengan Ida tingkatan pesta demokrasi yang lebih tinggi pun demikian, termasuk di dua perhelatan Pilpres terakhir dengan dua kandidat yang sama yakni Joko Widodo Jokowi melawan Prabowo Subianto. Dua tokoh nasional ini beberapa kali berkunjung ke kediaman Mbah Moen. Mbah Moen pun dengan tegas menyatakan dukungan, biasanya selaras dengan calon yang disokong DPP PPP. Di Pilpres 2014, Prabowo menjadi pilihan Mbah Moen. Sementara untuk Pilpres 2019 kemarin, Mbah Moen mendukung Jokowi kendati sempat terjadi silap kata dalam doa sang PPP, Mbah Moen menempati posisi sebagai Ketua Majelis Syariah yang diembannya sejak 2004 hingga wafatnya. Pada 6 Agustus 2019, sang kiai karismatik yang amat berpengalaman di ranah politik ini mengembuskan nafas terakhir dengan tenang di Kiai Haji Maimun Zubair dikebumikan di tanah suci, berdampingan dengan pusara guru-gurunya terdahulu, serta berada satu kompleks dengan makam istri Nabi Muhammad, Siti Khadijah. - Humaniora Kontributor Wisnu Amri HidayatPenulis Iswara N Raditya & Wisnu Amri HidayatEditor Abdul Aziz Jakarta - KH Maimun Zubair atau dikenal dengan nama Mbah Moen wafat di Mekah. Apa saja fakta Maimun Zubair?Mbah Moen, yang sedang menunaikan ibadah haji di Mekah, wafat saat hendak menunaikan salat tahajud. Kabar wafatnya Mbah Moen membawa duka bagi masyarakat Indonesia. Beliau merupakan seorang ulama karismatik asal Rembang dan seorang politikus pada berikut ini fakta-fakta Maimun Zubair yang dirangkum dari berbagai sumber 1. Anak UlamaMbah Moen lahir di Sarang, Rembang, pada 28 Oktober 1928. Maimun Zubair merupakan putra Kiai Zubair, Sarang, seorang alim dan ilmu orang tuanya membuat basis pendidikan agama Maimun Zubair sangat kuat. Kemudian, ia meneruskan mengajinya di Pesantren Lirboyo, Maimun Zubair MudaSaat masih muda, sekitar 17 tahun, Mbah Moen sudah hafal kitab-kitab nadzam, di antaranya Al-Jurumiyyah, Imrithi, Alfiyyah Ibnu Malik, Matan Jauharotut Tauhid, Sullamul Munauroq, serta Rohabiyyah fil Faroidl. Seiring pula dengan kepiawaiannya melahap kitab-kitab fikih mazhab Asy-Syafi'i, semisal Fathul Qorib, Fathul Mu'in, Fathul Wahhab, dan lain Pimpinan Pondok PesantrenKiai sepuh ini merupakan pemimpin Pondok Pesantren Al-Anwar, Sarang, Rembang, Jawa Tengah. Mbah Moen juga pernah menjabat Ketua Syuriah NU Provinsi Jawa Tengah pada 1985 hingga hanya mentok menjadi tokoh NU, Mbah Moen juga pernah melebarkan sayap ke dunia internasional dengan menjadi utusan Indonesia dalam Majelis Ijtima Ulama Nusantara kedua di Malaysia pada tahun 2007. Beliau menjadi anggota ICIS International Conference of Islamic Scholars dari Indonesia yang diutus ke Uzbekistan pada Mantan Anggota MPRSebagai seorang politikus, karier Mbah Moen juga tak bisa dianggap remeh. Dia pernah menjadi anggota DPRD tingkat II Rembang selama 7 tahun, dari 1971 hingga Moen juga sempat merasakan kursi anggota MPR dari utusan Jawa Tengah pada 1987 hingga 1999. Saat ini, Mbah Moen merupakan Ketua Majelis Syariah PPP mulai Jadi Rebutan PolitikusSaat momen pilpres lalu, para politikus, termasuk para capres, berebut restunya. Bahkan sempat viral dan menjadi buah bibir di masyarakat tentang video Mbah Moen dalam doanya yang salah menyebut nama tokoh Moen, yang saat itu sedang duduk bersama Jokowi, justru mendoakan Prabowo. Hal itu kemudian membuat Romahurmuziy, yang berada di belakang Mbah Moen, dengan sigap memberitahukan kesalahan nama kepeleset lidah Maimun Zubair yang malah mendoakan Prabowo sempat menjadi polemik di kalangan masyarakat. Namun, menyadari dirinya salah ucap, Mbah Moen buru-buru menjelaskan maksud dari salah doanya tersebut."Jadi kalau saya luput salah sudah tua, saya umur 90 lebih," tutur Mbah Moen kala itu. Mengenang Mbah Moen dengan Nasihat Toleransinya[GambasVideo 20detik] nwy/nwy Jakarta - Nama Kiai Maimun Zubair sedang ramai diperbincangkan. Sebabnya, Pimpinan Pondok Pesantren Al-Anwar, Rembang, Jawa Tengah ini sempat salah menyebut nama Presiden Joko Widodo atau Jokowi menjadi Prabowo Subianto ketika membaca Duduk di Dekat Jokowi, Maimun Zubair Isyaratkan Dukungan Pilpres"Ya Allah, hadza ar rois, hadza rois, Pak Prabowo ij'al ya ilahana," kata Maimun dalam rekaman video acara Sarang Berzikir untuk Indonesia Maju yang diterima Tempo, Sabtu, 2 Februari membacakan doa sambil melihat secarik kertas kuning yang dia keluarkan dari sakunya. Doa ini dibacakan Maimun dalam bahasa potongan doa Maimun itu kurang lebih memiliki arti 'ya Allah, inilah pemimpin, inilah pemimpin Prabowo, jadikan, ya Tuhan kami'. Petikan doa yang terselip nama Prabowo itu terekam di menit ke 3 lewat 40 detik dari video berdurasi 6 menit 37 Maimun dihampiri oleh Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Muhammad Romahurmuziy alias Romi usai membacakan doa. Setelah itu, Maimun kembali berdoa seperti meralat ucapannya sebelumnya. "Jadi saya dengan ini, untuk menjadi, siapa yang ada di samping saya ya Pak Jokowi," Dalam konstelasi politik, Maimun Zubair punya posisi yang cukup diperhitungkan di Jawa Tengah. Dalam Pemilihan Gubernur Jawa Tengah 2018, kubu Jokowi yaitu Ganjar Pranowo sebagai inkumben dan penantangnya yaitu Sudirman Said sama-sama mencari dukungan dari Kiai Maimun. Keduanya punya tujuan sama, meminang salah satu anak Mbah Ganjar Pranowo bisa meminang Taj Yasin atau biasa disapa Gus Yasin yang merupakan anak ketujuh Maimun. Taj Yasin merupakan politikus Partai Persatuan Pembangunan. Ia merupakan Anggota DPRD Jawa Tengah periode 2014-2018 dari Taj Yasin ke kubu Jokowi tak menyurutkan langkah Sudirman Said. Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon sempat menyebut masih mempertimbangkan nama dari putra Mbah Moen selain Gus Yasin. "Putra Mbah Mun bukan cuma satu ya, lihat saja nanti," kata Fadli di gedung DPR RI, Senayan. Namun, Sudirman Said belakangan menggandeng politikus PKB Ida juga Di Acara Jokowi, Maimun Zubair Salah Sebut Prabowo Jadi PemimpinSementara itu, Muhhamad Najid atau biasa disapa Gus Najih lebih memilih mendukung Prabowo. Najih merupakan kakak Taj Yasin. Dukungan anak Maimun Zubair ini terekam saat ia datang ke acara Musyawarah Ulama pendukung Prabowo - Sandiaga yang digelar di Hotel Grand Cempaka, Cempaka Putih, Jakarta Pusat pada Ahad, 16 September 2019.